Ditengah Ketikpastian Politik dan Ekonomi, Harus Bagaimanakah Saya ?
Kita hidup dalam hutan belantara yang penuh dengan jebakan dan banyak berkeliaran binatang buas.
Mereka berpolitik secara kejam dan agama hanya dijadikan simbol.
Masing-masing mereka sibuk dengan dunianya.
Sekarang ini kita membutuhkan bintang baru atau pemimpin (imam).
Matahari lambang kehidupan.
Rembulan lambang ketenangan.
Bintang lambang kepemimpinan yang adil.
Karena semua isi negeri kini kebingungan,
maka sampaikanlah kepada semua penghuni negeri:
“Agar tidak bingung, peganglah erat-erat Al-Qur’an dan terbanglah.”
Memang badan kita terikat dengan dunia, tetapi jiwa dan ruh kita dapat meluncur terbang tinggi ke pangkuan Ilaahi Robbi.
Dan mintalah supaya diberikan pemimpin yang adil secepatnya.
Biarkan ruh tinggal landas dengan berzikir, meninggi laju tanpa muatan barang duniawi.
Ringan penerbangan ini meninggi bila kosong dari muatan nafsu dan segala yang berkaitan dengan duniawi.
Hati mesti kosong, bila sudah kosong pesawat zikir dapat terbang dengan laju.
Bebas dari ikatan nafsu.
Bebas dari keterikatan dengan siapapun dan apapun.
Setelah terbang meninggi bertuhan Ilaahi Robbi, maka kita terlahir lagi berhidup baru dan yang lama hilang.
Hati semua orang sama, tetapi berbeda isinya, ada yang bersih dan ada pula yang kotor.
Yang berhati bersih penuh zikir selalu bersikap lemah lembut dan ramah.
Kakinya berpijak di bumi, tetapi pikiran dan perasaannya bersama Allah, dengan Allah.
Itulah rasa iman.
Memang yang kita butuhkan rasa iman, bukan hafalan kata-kata “iman.”
Yang kita butuhkan rasa apel, bukan buah apel.
Yang kita butuhkan rasa sayang, bukan kata-kata sayang.
Kini kita merasa bertuhan Allah
dan merasa disayang Allah SWT.




