Syirik dan Ikhtiar dalam Paparan Ustad Zen Muhammad al Hadi
Berikut adalah tanya jawab yang diambil dari siaran ceramah Ustad Zen Muhammad al Hadi di Radio Silahturahmi (setiap Kamis jam 16.00 hingga 17.30). Penanya adalah Bapak Marlan, seorang mualaf tentang bentuk syirik dalam kehidupan sehari - hari.
Pertanyaan :
Assalamualaikum, Pak Ustad. Terima kasih, hal yang ingin saya tanyakan adalah mengenai syirik yaitu berlindung dari selain Allah. Apabila seseorang dalam teror atau tekanan, ancaman maka berlindung kepada polisi apakah itu disebut syirik?
Jawaban :
Walaikumsalam
Apabila kita datang ke polisi untuk minta perlindungan bukanlah perbuatan syirik apabila hati kita tetap kepada Allah. Bukan menuju kesana. Contoh lainnya ketika kita pergi ke dokter tidak syirik asal ketika menuju kesana hati kita berdoa kepada Allah. Allah yang menyembuhkan penyakit lewat tangan dokter. Ke polisi juga, Allah lah yang memberikan keselamatan kepadaku lewat hambanya polisi. Hati ke Allah, kaki menuju ke tempat polisi.
Ikhtiar itu wajib tidak syirik. Seperti Siti Hajar dari Safa - Marwah. Di Safa tidak dapat air lalu pergi ke tempat lain. Allah tidak memberi air walau Siti Hajar istri seorang nabi dan ibunya nabi. Allah tidak memberi air sampai Ia capai berusaha. Tetapi usahanya nol, tetap yang memberikan air adalah Allah.
Seperti menuju ke polisi dan ke dokter, hati menuju ke Allah. Allah yang akan menggerakkan hati dokter untuk memberikan obat yang tepat. Dokter juga tidak tau penyakit kita apa, ada usaha terlebih dahulu seperti rotgen, di wawancara dll.
Berdoa dan berusaha. Mana yang harus dilakukan terlebih dahulu?Berdoa dulu atau berusaha dahulu? serempak bersama. Seperti Siti Hajar ketika Sai, ia berlari sambil berdoa. Seperti halnya menuju ke tempat polisi, sambil berjalan ke tempat polisi sambil berdoa.
