Kesadaran dalam Melakukan Perbuatan Syirik (Jawaban Pertanyaan dari Ustad Zen Muhammad al Hadi)
Berikut adalah tanya jawab yang diambil dari siaran ceramah Ustad Zen Muhammad al Hadi di Radio Silahturahmi (setiap Kamis jam 16.00 hingga 17.30). Penanya adalah Bapak Marlan, seorang mualaf tentang bentuk syirik dalam kehidupan sehari - hari.
Pertanyaan :
Batasan syirik khan tipis, bagaimana bila seseorang tidak sadar apabila dia telah melakukan perbuatan syirik? Di mata Allah bagaimana itu Pak Ustad?
Jawaban :
Bagaimana bila melakukan syirik tetapi tidak sadar? tidak sadar sendiri adalah perbuatan dosa. Harus sadar dan harus belajar. Mau menerima kebenaran.
Jangan hanya berfikir bahwa syirik adalah dengan ziarah kubur.
Syirik bila meminta bantuan kepada almarhum.
Kalau sekedar rindu sehingga ia bertawasul itu tidak mengapa
Minta hanya kepada Allah. Itu yang terpenting.
Yang tidak sadar itu dia harus sadar. Harus diberitahukan bahwa apabila memandang seseorang atau sesuatu lebih besar daripada Allah itu syirik. Memandang itu mengganggap.
Contoh lain bila seorang wanita pergi ke undangan, sebelum pergi ia bercermin. Ketika bercermin ia memandang pakaian dan jilbabnya menurut Allah sudah benar. Lalu datang pikiran lain, bagaimana bila dilihat oleh yang lain, pakai jilbab terlihat lebih tua. Kemudian
ia berubah supaya orang menilai dia bagus.
Pada kasus ini ia dipandang oleh Allah dan juga orang lain.
Pada akhirnya ia lebih memandang siapa yang lebih berpengaruh? Lebih memandang Allah atau memandang kata orang. Disinilah kuncinya, bila ia memandang kata orang maka disitulah syirik.
Dia harus tidak peduli, yang penting adalah menurut Allah. Boleh memikirkan orang lain, tetapi bila sejalan dengan Allah.