Kekhusyukan Dalam Sholat

10:57 PM 0 Comments A+ a-



Berikut adalah tanya jawab yang diambil dari siaran ceramah Ustad Zen Muhammad al Hadi di Radio Silahturahmi (setiap Kamis jam 16.00 hingga 17.30). Penanya adalah Ibu Fat tentang kekhusyukan dalam sholat.

Pertanyaan : 

Assalamualaikum, Pak Ustad. Berarti bila kita lagi sholat jiwa kita kemana - mana berarti kita dipimpin oleh logika. Bila kita khusyuk badan kita dipimpin oleh akal, bila sholat ngelamun, berpikir kemana - mana, berarti kita sudah tidak ingat Allah. Apakah berarti setan yang dekat kita? benar atau tidak, Pak Ustad?

Jawaban : 

Benar. Maka dari itu tidak bisa mendadak ketika akan mau sholat kita mengusir setan agar khusyuk. Mengusir setan harus dilakukan setiap hari, setiap saat. Supaya khusyuk kita harus menekan nafsu. Ketika kita membaca surah An Nas, mungkin setan sudah lari dia. Tetapi yang mengganggu sholat adalah sifat - sifat setan yang melekat dalam hati kita. Contoh di Bulan Puasa, setan diikat tetapi banyak orang nakal khan?

Sifat setan ada melekat Karena sering diikuti, sifat setan menjadi melekat di hati. Sifat setan sudah melekat itu yang harus kita buang harus latian tiap hari. Sifat melekat di nafsu maka dari itu nafsu harus ditekan setiap hari. Sehingga bila nafsu sudah tunduk maka insyaAllah sholat bisa khusyuk. Agak ringan, meski ada gangguan tidak begitu berat. 

Caranya dengan menekan, adalah dengan tidak mengikuti. Bila nafsu bilang bangun kita duduk. Bila nafsu bilang diam, kita jalan. Bila dibilang sholat cepat - cepat ada tamu, kita lamakan sholat. Mesti dilawan setiap saat. Nafsu berkata cepat - cepat sholat khan mau mandi atau ada telepon padahal setelah itu kita nganggur tidak ada apa - apa. Hal itu dilawan setiap sholat,harus dilawan setiap saat, terus dilawan agar tidak ngambang dan tenggelam, harus ada kesadaran selalu. Untuk mendapat kesadaran itulah dzikir. Selalu merasa dilihat oleh Allah. Ingat Allah terus.

Latian lain adalah duduk di hati kita mengatakan "Allah..Allah, Subhanallah, Subhanallah". Allah Tuhanku, aku tidak menuhankan selain Allah. Bahasa Indonesiapun boleh. Aku wafat menghadap ke Allah, di barzah menghadap ke Allah, nanti di sidang pengadilan di hadapan Allah. Terus seperti itu. Tidak mesti pakai bahasa arab agar kita paham.

Anak - anakpun harus ajari. Misal sebelum makan,bila paham dapat menggunakan bahasa arab bila belum paham dapat memakai bahasa Indonesia. Contoh, wahai anakku air kepunyaan Allah, api kepunyaan Allah. Katakan kepada mereka, ya Allah saya akan makan rezeki dariMu. Terima kasih ya Allah. Ajari pemirsa, anak - anak seperti itu, maka kita telah menghantarkan jiwanya mendekat ke Allah. 

Begitupula zikir, kita ajari ke anak - anak ayo katakan kepada Allah, Ya Allah hambaMu mau tidur, aku mohon perlindungan. Ketika bangun, Ya Allah, Aku sudah bangun dari tidurku, Alhamdulillah aku sehat sebentar lagi mau sarapan dan sudah tersedia. Terima kasih Ya Allah.

Usahakan memakai bahasa Indonesia dulu karena yang wajib memakai bahasa arab adalah waktu sholat. Kalau bahasa arab dan paham boleh, tetapi bila ia hanya menghapal seperti burung beo itu apa gunanya? Lebih baik menggunakan bahasa indonesia, bahasa daerah yang mereka pahami. Ajarilah seperti itu. Dan itu akan membantu untuk khusyuk nanti.

Pertanyaan : 

Ketika kita mengucapkan "Allah..Allah, Subhanallah, Subhanallah" apakah bukan hanya sekedar ucapan saja, bila kemudian pikiran terbang kemana - mana?

Jawaban : 
Dengan kita bacaan tersebut, bacaan itu memiliki energi. Jadi bacaan tersebut akan masuk didalam menjadi nur. Dimulai dari latian - latian seperti itu nanti terus bisa walau proses agak lama. Tetapi nanti ada cahaya di dalam hati. Cahaya itu nanti yang menuntun. Malah siapa yang bertaqwa, Allah bikinkan nur di hatinya, dibikinkan furqon sehingga dia mata indra 6 bisa tau ini jelek ini, ini baik.